Beberapa diantaranya seperti mempelajari sejarah bahasa Indonesia itu sendiri maupun juga mengenal seberapa besar peluang bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional. Berikut beberapa fakta menarik dari bahasa Indonesia yang jarang diketahui masyarakat.
Hari lahir istilah “Bahasa Indonesia”
Secara umum masyarakat menduga bahwa bahasa Indonesia lahir pada kongres pemuda II pada tanggal 28 November 1928, hari dimana kita menyebutnya Hari Sumpah Pemuda. Fakta menunjukkan ternyata bahasa Indonesia lahir pada tanggal 2 Mei 1926.
Meski sebagian masyarakat lebih mengetahui bahwa tanggal 2 Mei merupakan Hari Pendidikan Nasional, tanggal tersebut juga merupakan tanggal terselenggaranya kongres pemuda I yang menjadi awal mula lahirnya istilah bahasa Indonesia.
Harimurti Kridalaksana seorang linguis dari Universitas Indonesia menjelaskan tentang lahirnya istilah bahasa Indonesia dimulai ketika M. Tabrani menyatakan pendapat tentang pentingnya kata bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan Indonesia.
Tabrani juga mengatakan bahwa memang seharusnya bangsa Indonesia mempunyai bahasanya sendiri, bukan lagi menggunkan bahasa melayu yang kala itu lebih dikenal masyarakat. Pada saat kongres pemuda yang pertama, Moh. Yamin mengemukakan pendapatnya tentang sebuah konsep resolusi yang berbunyi:
“Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe bertoempah darah satoe, tanah air Indonesia. Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa satoe, bangsa Indonesia. Kami poetra dan poetri Indonesia menjoenjoeng bahasa persatoean Bahasa Melajoe”.
Memang kala itu bahasa Indonesia masih belum disusun, maka Tabrani mengusulkan kalaupun belum ada maka kongres pemuda pertama tersebut menjadi kesempatan untuk melahirkan bahasa Indonesia. Seperti kita ketahui bersama bahwa terdapat banyak kemiripan antara bahasa Indonesia dengan bahasa melayu.
Meskipun demikian pencetusan istilah “Bahasa Indonesia” menjadi bukti kedaulatan Indonesia di hadapan bangsa lain. Selain memperkuat identitas, bahasa nasional ini telah mempersatukan penduduk Indonesia dari Sabang sampai Merauke dengan berbagai keragaman bahasa daerahnya.
Internasionalisasi Bahasa Indonesia
Dalam dunia literasi kebahasaan kita tentu akrab dengan quote yang berbunyi: “Utamakan bahasa Indonesia, lestarikan bahasa daerah, kuasai bahasa asing”. Sebagian orang terkadang menganggap menggunakan bahasa asing seperti bahasa inggris menjadi gaya hidup yang nampak berkelas.
Beberapa diantaranya kerap mencampurkan bahasa Inggris dan bahasa Indonesia dalam percakapan sehari-hari yang sebetulnya tidak diperlukan. Hal ini secara tersirat menunjukkan bahwa bahasa asing masih dianggap ‘lebih’ dibanding bahasa Indonesia.
Disisi lain banyak pegiat bahasa di Indonesia mulai menyusun strategi untuk mengupayakan bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional. Cita-cita besar ini tentu telah diawali dengan beragam aksi nyata, salah satunya adalah dengan pengadaan program BIPA (Bahasa Indonesia Penutur Asing).
BIPA merupakan kelas yang sengaja dibentuk untuk mengajari pelajar dari berbagai negara untuk lebih mengenal dan mampu berbahasa Indoesia. Program ini tentu berawal dari harapan untuk mengantarkan bahasa Indonesia menuju ranah internasional.
Bahasa Bukan Sekedar Bahasa
Bahasa bukan sekedar tercipta sebagai sarana bertutur sederhana, melainkan telah menjadi sebuah identitas, persepsi, bahkan kebanggaan bagi setiap penuturnya. Sistem ini menjadi sebuah makna yang dalam, maka tak heran sebagian negara menjadikan bahasa sebagai simbol negara yang memiliki kedudukan istimewa dalam berbangsa.
Salah satu contoh menarik yang bisa menambah keyakinan tentang urgensi bahasa sebagai simbol adalah keterkaitan antara bahasa Urdu dengan bahasa Hindi. Bagi masyarakat Pakistan (bahasa Urdu) dan masyarakat India (bahasa Hindi) bukan sebuah kesulitan untuk memahami bahasa satu dengan yang lain.
Hal ini karena kedua bahasa ini memiliki kemiripan dalam pemaknaan. Namun kedua bangsa tersebut bersikukuh mengatakan bahwa kedua bahasa tersebut berbeda. Maka terdapat karakteristik khusus yang menjadikan keduanya berbeda dengan penggunaan Aksara Arab untuk menuliskan bahasa Urdu dan bahasa Hindi menggunakan Aksara Dewanagari.
Berdasarkan seluruh uraian diatas maka terbukti bahwa bahasa Indonesia seyogyanya menjadi salah satu prioritas yang harus dirawat dengan baik. Bila dihitung sejak lahirnya istilah bahasa Indonesia pada tahun 1926, hampir 95 tahun bahasa ini telah berjasa dalam menyatukan bangsa Indonesia. Negara Indonesia dapat menjadi negara yang harmonis meski berada di tengah tantangan rasa bangga akan kedaerahan masing-masing.
Sejalan dengan kutipan yang berbunyi: utamakan bahasa Indonesia, sudah selayaknya setiap elemen bangsa mulai menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa kebanggaan yang dituturkan sehari-hari. Langkah selanjutnya adalah mendukung upaya meningkatkan bahasa ini menjadi bahasa internasional yang tentu perlu diiringi dengan upaya tanpa kenal lelah mempelajari bahasa kita ini.
*Terinspirasi dari tulisan Diah Ayu Puspitasari (Hari Lahir dan Fakta Terkait Bahasa Indonesia yang Luput dari Perhatian Publik) di Ibtimes Mei 2020.
Posting Komentar untuk "Fakta Menarik Bahasa Indonesia yang Jarang Diketahui"